Bahan dapur yang satu ini tidak boleh terlewat dalam setiap masakan. Bahkan untuk masakan bercita rasa manis, menambahkan sedikit garam dapat membuatnya menjadi lebih lezat. Kandungan sodium dan klorin dalam garam dibutuhkan oleh otak dan saraf kita untuk mengirimkan impuls listrik ke tubuh. Meski kerap ditakuti karena dapat meningkatkan tekanan darah, sebenarnya garam aman ditambahkan ke dalam masakan dengan kadar normal per harinya.
Biasanya, kita hanya menggunakan garam meja yang mudah sekali kita temukan di pasar tradisional sampai modern market. Tapi sebenarnya, terdapat berbagai jenis garam dengan perbedaan tekstur, warna, dan rasa yang dapat disesuaikan dengan selera kita, lho. Bahkan kandungan mineral dan natrium tiap jenis garam juga berbeda. Lalu, apa saja jenis garam itu? Simak penjelasannya berikut.
- Garam meja
image source: Racool_studio/freepik
Garam ini adalah yang paling umum ditemui dan digunakan dalam masakan, mengandung 97% natrium klorida murni atau lebih . Karena melewati berbagai proses pengolahan, garam ini bertekstur halus dan sudah diberi tambahan yodium. Kalau kamu memutuskan untuk tidak mengonsumsi garam meja, pastikan kamu mengonsumsi makanan lain yang kaya yodium, seperti susu, ikan, dan telur karena yodium adalah salah satu zat yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat.
- Garam laut
image source: awesomecontent / Freepik
Garam laut dihasilkan melalui proses penguapan air laut. Meski sama-sama mengandung natrium klorida murni seperti garam meja, garam ini rentan tercemar bahan logam (seperti timbal) karena pencemaran laut. Garam ini bertekstur kasar dan rasa yang dihasilkan garam ini juga lebih kuat, agak berbeda dengan garam meja biasa.
- Himalayan pink salt
image source: freepik.com
Sesua namanya, garam ini memang memiliki warna merah muda karena kandungan zat besi di dalamnya. Selain itu, Himalayan pink salt mengandung sejumlah kecil kalsium, kalium dan magnesium. Tidak terlalu berbeda kandungan dengan garam lainnya, tapi daya tarik utama dari garam ini memang pada warnanya yang jika ditambahkan pada makananan bisa membuat makanan itu lebih menarik secara visual. Kalau kamu berpikir bahwa garam ini ditambang di pegunungan Himalaya, tebakanmu tidak tepat. Garam ini dihasilkan dari penambangan garam terbesar kedua di dunia, yaitu tambang garam Khewra di Pakistan.
- Garam Kosher
image source: sbs.com.au
Garam ini bertekstur kasar dan memiliki bentuk yang tidak beraturan. Karena teksturnya yang kasar dan butirannya berukuran lebih besar dari garam lainnya, garam Kosher biasa digunakan untuk menghilangkan sisa darah pada daging dengan desikasi atau pengeringan. Meski memiliki tekstur dan rasa yang berbeda, jika kita membiarkannya larut dalam makanan maka tidak akan terasa perbedaannya. Jika ingin mengganti garam biasa dengan garam Kosher, jangan menggunakan perbandingan 1:1 karena akan membuat masakan menjadi terlalu hambar atau asin. Hal itu disebabkan satu sendok garam Kosher ternyata lebih ringan dari satu sendok teh garam biasa.
- Garam celtic
image source: spiceography.com
Garam celtic memiliki warna keabu-abuan karena kandungan magnesium di dalamnya. Garam ini juga agak lembap dibanding garam lainnya karena mengandung sedikit air. Garam ini populer di Prancis.
Itulah beberapa jenis garam yang bisa kamu pilih untuk digunakan dalam masakanmu.
Selalu dapatkan info, tips, dan berbagai resep masakan di Kitchen Of Indonesia.
Follow us on: Instagram: KitchenOfIndonesia Facebook: Kitchen Of Indonesia Youtube: Kitchen Of Indonesia